Rabu, 05 Januari 2011

ISD ( AGAMA DAN MASYARAKAT )

Nama : Wita Octaviani
Kelas : 1 KA 26
NPM : 18110565
Kelompok : 1
BAB 10 AGAMA DAN MASYARAKAT
1.     Fungsi Agama
Ibarat dua sahabat yang harus berjalan seiring sejalan didalam satu Kepentingan yang sama yaitu Manusia.
Agama yang menuntun Manusia untuk menyadari bahwa hidup di Dunia ini tidak Abadi, tadinya tidak ada terlahir jadi Ada dan akan kembali menjadi tidak ada.
Agama yang menuntun Manusia yang terlahir tidak terasa apa-apa,Meninggalpun harus tidak merasa apa-apa (tidak sekarat Dahulu).
Karena Sifat Manusia adalah harus menginjakan Kaki ketanah/Bumi, berKomunikasi dengan Sesama maka dibutuhkan Suatu Budaya dan Peradaban.
Dengan Agama, Budaya dan Peradaban maka Status Manusia berada diatas Status Binatang, yang hanya mampu membuat komunitas, mencari Makan dan Berkembang Biak.
Siapa yang menciptakan "Rasa" yang ada pada Manusia dan Binatang? Jawabannya ada pada Agama (terserah Agama mana yang anda Pilih). Apa jadinya Dunia ini kalau semua Manusia dan Binatang tidak mempunyai "Rasa".
Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah:
  • Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
    Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya memberi penerangan kepada dunia(secara keseluruhan), dan juga kedudukan
    manusia di dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah(s.w.t) dan setiap manusia harus menaati Allah(s.w.t).
  • Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
    Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh
    manusia merupakan pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup, soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab soalan-soalan ini.
  • Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
    Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok
    manusia. Ini adalah karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
  • Memainkan fungsi peranan sosial.
    Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode
    etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi peranan sosial.
Fungsi Agama dan Kepercayaan :
1.     Fungsi Pendidikan
Agama merupakan pedoman hidup manusia dalam menjalani hidup di dunia yang dapat memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umatnya untuk mengenal tindakan yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk.
2.     Fungsi Sosial
Agama disamping mengatur hubungan antara umatnya dengan Tuhan juga mengatur  hubungan manusia dengan sesamanya. Dalam hal ini ada pembinaan rasa kasih sayang, tolong menolong dengan keikhlasan, hidup rukun, ikut meringankan beban bagi yang lemah, dan membina hubungan dengan sesama manusia secara harmonis.
3.     Fungsi Pengendalian Diri
Agama menanamkan kesadaran akan eksistensi diri manusia sebagai makhluk yang lemah dengan segala keterbatasan. Hal ini akan menyadarkan manusia tentang kehidupannya, kedudukan, popularitas, pemilikan harta benda, kecerdasan, dan sebagainya, sehingga manusia tidak menyombongkan dirinya.
2.      Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.
Agama, konflik dan masyarakat.
·        Contoh Pelembagaan Agama :
Model Pembelajaran Yang Tepat Untuk Peserta Didik
Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu optimal, karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik, salah satunya adalah metodologi mengajar. Pembelajaran/pengajaran merupakan istilah kunci yang hampir tidak pernah luput dari pembahasan mengenai pendidikan karena hubungan yang erat antara keduanya. Metodologi pembelajaran/pengajaran harus dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan proses belajar mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar pendidik. Jika menurut peserta didik, cara mengajar pendidik menarik, peserta didik akan tekun, rajin, dan antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan pada peserta didik baik tutur kata, tingkah laku, motorik, dan gaya hidupnya.Banyaknya metodologi pembelajaran mengharuskan pendidik memiliki metode mengajar yang beragam. Dalam proses belajar mengajar, pendidik tidak menggunakan hanya satu metode, tetapi harus bervariasi, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar peserta didik dan kondisi serta situasi yang ada pada saat itu. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud/tercapai.
Pembelajaran atau Pengajaran
Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian materi ajar kepada siswa agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar adalah “A way working with students…a process of interaction, the teacher does something to student, the students do something in return”, Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
Tardif (1989) mendefinisikan mengajar sebagai tindakan yang dilakukan seseorang (pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (peserta didik) melakukan kegiatan belajar. Biggs (1991), seorang ahli psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu:
Kuantitatif
Mengajar diartikan sebagai transmission of knowledge, yakni penyebaran pengetahuan. Dalam hal ini, guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada peserta didik dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya peserta didik bukan tanggung jawab pendidik.
Institusional
Mengajar adalah penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini, pendidik dituntut untuk selalu siap menyesuaikan berbagai teknik mengajar terhadap peserta didik yang memiliki berbagai macam tipe belajar, bakat, kemampuan, dan kebutuhan.
Kualitatif
Mengajar adalah upaya memfasilitasi pembelajaran (facilitation of learning), yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar peserta didik mencari makna dan pemahamannya sendiri.
Sumber : http://requestartikel.com/model-pembelajaran-yang-tepat-untuk-peserta-didik-20101061.html
Studi Kasus :
Bentrok Antarumat Beragama Pecah di Liberia

MONROVIA - Pemerintah Liberia memberlakukan jam malam di kota Lofa, Liberia utara, setelah terjadi bentrokan antar penganut agama yang menewaskan dua orang, Jumat.

Bentrokan yang terjadi di dekat perbatasan Guinea itu adalah aksi kekerasan ketiga yang pecah antara masyarakat Muslim dan Kristen di Afrika Barat itu dalam tahun ini.

"Polisi Nasional Liberia, Satuan Tanggap Darurat dan Misi Militer Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Liberia telah dikerahkan sejak bentrokan terjadi di daerah itu, dan jam malam hingga fajar diberlakukan," kata pemerintah dalam pernyataannya.

Kerusuhan meletus di kota Vionjama setelah tubuh seorang anak `dengan bagian-bagian badan dipotong` ditemukan di dekat sebuah mesjid, kata pernyataan itu.

Pernyataan mengatakan, bentrokan berikutnya menimbulkan beberapa kematian.

Seorang pejabat pemerintah yang minta tidak disebut namanya mengatakan kepada Reuters, bahwa dua orang telah meninggal akibat kekerasan itu.

Para saksi mata mengatakan kepada reuters Jumat, bahwa para perusuh membakar gereja Katholik, Baptist dan Episcopal di daerah itu, dan 10 orang dilaporkan cedera serius.

Pada awal Februari, sedikitnya tiga orang tewas dalam bentrokan antara warga Kristen dan Muslim di Guinea tenggara.

Pada Januari, lebih dari 400 orang tewas dalam kekerasan antar-agama di kota Nigeria, Jos.

Para pengamat hak asasi manusia (HAM) mengatakan, kekerasan itu pada awalnya dipicu oleh insiden keagamaan, yang kemudian sering dipolitisasi, dan bisa melibatkan sengketa atas tanah atau properti lainnya.

( Sumber:
http://www.tribun-timur.com/)
Opini :
Semua manusia di dunia ini pasti mempunyai agama yang dipilih sendiri dan dianutnya masing – masing. Dan setiap agama itu pasti mengajarkan sesuatu yang baik. Seharusnya sesama manusia yang saling berinteraksi satu sama lain dan menganut suatu agama tidak perlu melakukan hal kejam seperti kasus di atas. Sama saja orang yang melakukan itu tidak memiliki agama yang benar – benar di anutnya, karena dalam ajaran agama tidak ada saling bunuh – membunuh, yang ada di ajarkan hanyalah perbuatan saling toleransi, saling menghargai satu sama lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar