Jumat, 07 Desember 2012

Wacana yang Membedakan Pemanfaatan Bahasa Indonesia pada Tataran Ilmiah secara Ilmiah dan Non Ilmiah

PEMANFAATAN BAHASA INDONESIA PADA TATARAN SEMI ILMIAH

       
Wacana Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis    yang formal dengan sistematis-metodis dan sintesis-analitis.
Dalam tataran ilmiah, bahasa Indonesia sangat wajib diperlukan terutama dalam penulisan karya ilmiah, sehingga bahasa yang baik dan benar sangat diperlukan agar pemahaman bahasa dalam satu paragraph ke paragraph lainnya dapat dimengerti.
Bahasa indonesia yang baik seharusnya sudah di tanamkan sejak dini, agar anak-anak dapat berbahasa dengan baik dan sopan. Sekarang ini kebanyakan bahasa telah mulai dipersalahgunakan oleh banyak orang, yang menggunakan bahasa tersebut tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan kerancuan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, sebaiknya sejak dini kita harus membiasakan diri menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga pemanfaatan bahasa dapat di rasakan dengan baik oleh semua pihak.
 
Contoh  1 wacana ilmiah

Perumusan dan penerapan metode elemen hingga dianggap terdiri dari delapan langkah dasar. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan dengan cara yang sangat umum.
Sifat distribusi dari akibat-akibat yang ditimbulkan dalam suatu benda tergantung dari karakteristik istem gaya dan benda itu sendiri. Tujuan selanjutnya akan dipakai istilah perpindahan atau deormasi sebagai pengganti istilah akibat.
Benda dibagi menjadi sejumlah elemen kecil yang dinamakan elemen-elemen hingga. Akibat pembagian (subdivisi) semacam ini adalah perpindahan turut didiskritisasi menjadi sub-sub zona yang bersesuaian.sekarang elemen-elemen hasil pembegian diatas menjadi lebih mudah untuk ditinjau, ibandingkan dengan peninjauan seluruh benda dan distribusi u pada benda tersebut.
Pemeriksaan terhadap elemen-elemen, akan melibatkan uraian hubungan kekakuan beban. Untuk mendapatkan hubungan semacam ini dipakai hokum dan prinsip yang mengatur sifat benda.perhatian utma adalah mencari distribusi u. untuk melakukan dibuat pemilihan pola, bentuk atau bagan distribusi u pada suatu elemen. Contohnya ada satu hokum yang menyatakan supaya suatu benda yang dibebani dapat diandalkan dan fingsional, maka dia tidak boleh  dimanapun dalam daerah kerjanya. Dengan kata lain, benda harus tetap continuous. Berikut adalah beberapa langkah yang dibicarakan dalam pernyataan-pernyataan kualitatif diatas:

- diskritisasi dan memilih konfigurasi elemen
- memilihmodel atau fungsi pendekatan
- menentukan hubungan regangan(gradient)perpindahan(yang tak diketahui) dan tengangan regangan
- menurunkan persamaan-persamaan elemen
 
WACANA SEMI ILMIAH
    
Wacana pada Tataran Semi Ilmiah merupakan wacana yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.

Contoh
MANIS BAGI PEJABAT
RACUN UNTUK RAKYAT
PEMERINTAH pusat mulai membagi-bagikan permen yang mengandung racun. Inilah permen manis bagi pejabat yang menerima, tetapi racun karena mematikan daerah. Permen yang mengandung racun itu adalah Peraturan Pemerintah Nomomr 37 Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan Anggota Dewan. Isinya mengatur pendapatan pimpinan anggota DPRD, yang terdiri atas uang representasi, tunjangan keluarga, tunjangan beras, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah, tunjangan komunikasi, dan tunjangan panitia anggaran. Jika setiap anggota DPRD mendapat Rp 80 juta daerah harus mengeluarkan Rp 1,2 triliun. Sungguh uang yang luar biasa manis, sekaligus inilah racun yang paling mematikan daerah. Kenapa? Karena, biaya untuk gaji anggota DPRD itu lebih besar daripada pendapatan asli daerah. Betapa ironis, pendapatan asli daerah minus setelah membayar gaji DPRD.
Yang jelas, peraturan pemerintah itu semakin memperbesar jurang kaya dan miskin. Di tengah meningkatnya pengangguran, di tengah bertambahnya penduduk miskin yang mencapai 100 juta orang, ada segelintir elite anggota DPRD yang jumlahnya 15 ribu orang yang semakin kayak arena peraturan pemerintah itu.
Masih ada dampak negative lain, yaitu semakin maraknya pungutan daerah untuk menambah kas daerah. Berbagai pungutan itu diperlukan untuk menutupi deficit pendapatan asli daerah akibat membayar gaji anggota DPRD. Sudah pasti, peraturan pemerintah itu menambah bengkaknya anggaran negara yang digunakan untuk keperluan konsumtif. Padahal, tanpa adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu pun, proporsi pengeluaran rutin untuk keperluan konsumtif sudah lebih besar. Adalah menyedihkan bahwa yang bertambah bukan untuk keperluan pembangunan yang dapat menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu, bertambah kuat tanda-tanda negara ini agaknya sedang disetir menjadi surga hanya bagi kaum elite, yaitu elite legislative yang bernama wakil rakyat di daerah maupun di pusat. Soal waktu saja, keluar pula peraturan pemerintah yang pada gilirannya akan menyenangkan elite yang duduk di jajaran eksekutif dan yudikatif. Maka, sempurnalah negara ini menjadi negara yang manis bagi pejabat, tetapi racun bagi rakyat (Media Indonesia, 2007:1).
Selain itu, boleh percaya boleh tidak, anggota DPRD masih mendapat tunjangan kesejahteraan berupa pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, pakaian dinas, serta biaya akibat perjalanan dinas. Akibatnya, sebagai gambaran, pendapatan yang diterima ketua DPRD provinsi mencapai Rp 36,269 juta, jauh melebihi pendapatan yang diterima Ketua Mahkamah Agung (Rp 24,390 juta) dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (Rp 23,940 juta). Jaraknya semakin jauh bagaikan langit dan bumi, bila dibandingkan dengan pendapatan gubernur (Rp 8,4 juta), terlebih dibanding bupati (Rp 5,8 juta).
Permen itu semakin manis karena sekalipun Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu baru ditandatangani Presiden November lalu, tetapi dibuat berlaku mundur sejak 1 Januari 2006.


WACANA NON ILMIAH

adalah karya tulis yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh wacana non ilmiah : anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.

 contoh  1 wacana non ilmiah :

Menunggu Bis Jalur 54
Seorang gadis lugu baru pertama kali mengunjungi kota Washington, DC. Dia sangat ingin mengunjungi sebuah tempat di kota itu. Karena tidak tahu arah yang pasti, dia lalu menanyakannya kepada seorang polisi yang ada di dekatnya.
“Permisi Pak,” kata gadis itu, “Saya mau pergi ke ‘Capitol Building’, bagaimana caranya ya?”
Dengan ramah polisi itu berkata, “Anda tunggu saja disini dan tunggulah bis nomor 54 dan bis itu akan membawa Anda langsung sampai ke ‘Capitol Building’.”
Gadis itu langsung mengucapkan terima kasih kepada si polisi dan polisi itu pergi.
Tiga jam kemudian si polisi kembali lagi ke posnya dan mendapati bahwa si gadis masih berdiri di tempat yang sama.
Si polisi langsung menghampiri gadis tersebut dan berkata, “Permisi Nona, tapi untuk bisa pergi ke ‘Capitol Building’ Anda harus naik bis nomor 54. Aku sudah mengatakannya tiga jam yang lalu bukan? Kenapa Anda masih menunggu di sini?”
Dengan lugunya sang gadis menjawab, “Nggak usah khawatir Pak, nggak lama lagi kok… barusan bis yang ke 45 sudah lewat kok, jadi masih kurang 9 bis lagi!”
 
Sumber : http://kekezia.blogspot.com/2012/11/wacana-yang-membedakan-pemanfaatan.html

Contoh Karangan Ilmiah Populer

Tanaman-tanaman yang Anti Polusi Udara

Polusi udara saat ini sangat memprihatinkan dunia. Dampak dari polusi udara sangatlah besar karena bisa membuat dunia semakin tidak stabil. Oleh karena itu mengurangi polusi udara selalu dilakukan oleh semua orang. Salah satunya dengan menanam tanaman-tanaman dan membuat taman di sekitar kota-kota besar. Dengan semua tanaman-tanaman yang ditanam, maka polusi udara yang ada akan berkurang. Berikut ini adalah contoh tanaman-tanaman anti polusi udara yang menyegarkan udara disekitar kita.
1. Pohon Dadap Merah
Pohon ini baik ditanam di halaman terbuka, karena bisa mengundang datangnya para burung. Karena berbagai jenis burung suka sekali menyantap buah si dadap merah ini. Tanaman ini sangat produktif dalam menghasilkan oksigen disaat ada matahari.
 
2. Pohon Kelengkeng
 
Siapapun tahu betapa enaknya rasa buah kelengkeng. Namun tahukah Anda kalau pohon kelengkeng mampu meredam polusi suara. Itu sebabnya pada pabrik-pabrik yang menggunakan genset, ada baiknya menanam pohon ini di dekat genset tersebut.
 
3. Pohon Bungur dan Mahoni
 
Dikenal mampu menyerap polutan udara seperti timbal. Maka kedua pohon ini sebaiknya ditanam untuk penghijauan di kota-kota besar, dekat jalan protokol yang padat lalu lintasnya. Bukan rahasia lagi kalau kendaraan bermotor menjadi penyumbang timbal terbesar diudara. Sebaliknya, pohon seperti akasia sebaiknya jangan dijadikan pohon jalur hijau. Mengapa? karena akasia menjadi salah satu pencetus asma. Begitu juga pohon palem yang indah bentuknya, tak begitu besar manfaatnya.
 
4. Lumut
 
Lumut yang menempel di batang pohon mampu mendeteksi tingkat polusi udara suatu daerah. Semakin banyak lumut menempel di sebuah pohon berarti semakin baik kualitas udara di tempat itu.
 
5.  Sansevieria
 
Sansevieria mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk polusi udara, asap rokok (nikotin), hingga radisi nuklir, sehingga cocok dijadikan penyegar. Oya, kaktus juga bisa menghambat radiasi.
 
Sumber : http://muhammadsafiq.wordpress.com/2012/10/10/contoh-tulisan-ilmiah-populer/

Kesalahan Penulisan Pada SPANDUK

Kesalahan Umum Penulisan HUT RI - Sudah menjadi kebiasaan ketika mendekati peringatan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus muncul spanduk, poster, banner dan sejenisnya yang bertebaran di sudut jalan atau persimpangan jalan. Banyak di antaranya terdapat kesalahan penulisan ucapan HUT RI dilihat dari segi efektifitas maupun dari segi tata bahasa.
Dirgahayu HUT RI ke-67

Seberapa perlu kita peduli dengan tata bahasa seperti ini? Sangat perlu ketika kita mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai identitas bangsa.

  • Penulisan HUT RI Ke-67 ini kerap terjadi di media cetak maupun elektronik. apakah ini sudah benar?
  • Judul tersebut tidak logis. Sebab, jika tertulis HUT RI Ke-67, itu berarti ada ada RI ke-1, RI ke-2, dst. padahal yg dimaksud bukan itu.
  • Maka, frasa tersebut harus diubah. Pembetulannya: HUT Ke-67 RI.
  • Nah, sering juga ditemukan contoh salah yang lain di spanduk2 seperti ini: Dirgahayu HUT RI Ke-67.
  • Bentuk "Dirgahayu HUT RI Ke-67" dianggap kurang cermat karena dapat menimbulkan salah tafsir.
  • Kesalahan pertama terletak pada penempatan kata dirgahayu. Berdasarkan KBBI kata dirgahayu berarti ’panjang umur’ atau ’berumur panjang’.
  • Jika kata dirgahayu dihubungkan dengan makna yang didukung oleh HUT, pemakaian kata dirgahayu kurang tepat.
  • karena kata "Dirgahayu HUT RI Ke-67" mempunyai arti ’panjang umur Hari Ulang Tahun’ atau ’berumur panjang Hari Ulang Tahun’.
  • Padahal yang diberi ucapan panjang umur adalah RI-nya bukan HUT-nya.
  • Karena itu, agar dpt mendukung pengertian secara tepat,susunan ungkapan dirgahayu HUT diubah menjadi “Dirgahayu RI” tanpa harus diikuti dgn HUT
  • Jika HUT Ke-67 digunakan, maka kata dirgahayu tidak digunakan sehingga menjadi ”HUT Ke-67 RI” bukan ”HUT RI Ke-67


    Sumber : http://jadikanpinter.blogspot.com/2012/08/kesalahan-umum-penulisan-hut-ri.html

Senin, 29 Oktober 2012

Membuat Titik Berbentuk Garis Horizontal, Vertikal dan Diagonal dengan openGL













glClearColor(0.0f,0.0f, 0.0f,0.0f); = menandakan warna apa yang digunakan sebagai background.
glClear(GL_POINTS_BUFFER_BIT); = fungsi ini akan menghapus windows.
glPushMatrix(); = berfungsi untuk menyimpan koordinat yang ada.
glPopMatrix(); = memanggil suatu fungsi yang telah disimpan pada glPushMatrix.
glColor3f(0,0,1); = untuk menentukan warna garis atau titik.
glVertex2f(0.0f,0.0f); = untuk menentukan posisi  sebuah garis.
glBegin(GL_POINTS); = untuk mulai menggambar dalam bentuk garis.
glEnd(); = untuk mengakhiri penggambaran sebuah garis.
SwapBuffers(hDC); = digunakan untuk menukar bagian belakang buffer menjadi buffer layar (screen buffer).
 




Rabu, 06 Juni 2012

Teori Organisasi Umum 2


Tulisan 15

Contoh Program Regula Falsi Menggunakan Pascal
program regula_falsi;
uses crt;
label ulang, akhir, tanya;
var
x1,x2,x3,y1,y2,y3 : real;
i : integer;
ab :char;
data1 : real;
begin
ulang:
clrscr;
writeln('Tentukan nilai akar dari persamaan f(x)=x^3+x^2-3x-3=0 dengan Regula Falsi');
write('Masukan nilai x1 = ');readln(x1);
y1 := x1 * x1 * x1 + x1 * x1 - 3 * x1 - 3;
writeln(' Nilai f(x1)= ',y1:0:4);
repeat
begin
write( 'Masukan nilai x2 = ' ); readln(x2);
y2 := x2 * x2 * x2 + x2 * x2 - 3 * x2 - 3;
write(' Nilai f(x2)= ',y2:0:4);
end;
if (y1*y2)<0 then
Writeln(' Syarat Nilai Ok')
else
Writeln(' Nilai X2 Belum Sesuai');
until ( y1 * y2 ) <0;
writeln;
writeln('Penyelesaian persamaan karekteristik dengan metoda regula falsi');
writeln('----------------------------------------------------------------------');
writeln(' n x f(x) error ');
writeln('----------------------------------------------------------------------');
repeat
begin
i:= i + 1; x3 := ( x2-( y2 / ( y2 - y1))*(x2-x1));
y3 := x3 * x3 * x3 + x3 * x3 - 3 * x3 - 3;
if i<10 then
writeln(' ',i,' : ',x3,' : ',y3,' : ',abs(y3),' : ')
else
writeln(i,' : ',x3,' : ',y3,' : ',abs(y3),' : ');
if ( y1 * y3 ) <0 then
begin
x2 := x3 ; y2 := y3 ;
end
else
begin
x1 := x3 ; y1 := y3;
end;
end;
until abs( y3 ) < 1E-08;
writeln('----------------------------------------------------------------------');
writeln('Akar persamaannya= ',x3);
writeln('Errornya=' ,abs( y3 ));
writeln('----------------------------------------------------------------------');
tanya:
writeln('Apakah anda ingin mengulangi (y/t): ');
readln(ab);
if (ab='y') or (ab='Y') then
begin
goto ulang;
else if (ab='t') or (ab='T') then
begin
goto akhir;
end
else
begin
goto tanya;
end;
akhir:
end.

Teori Organisasi Umum 2


Tulisan 14

GERUNDS AND INFINITIVES

A GERUND is the –ing form of a verb (e.g. talking, playing, under standing)
AN INFINITIVE is to + the simple form of a verb (e.g. to talk, to play, to understand)
Gerunds may perform all the function that nouns do. A gerund is the –ing form of a verb that can be used as a noun. A gerund can function as a subject as well as an object
Examples:
1.      Playing tennis is fun
s          v
in this example, playing is a gerund. It is used as the subject of the sentence. Playing tennis is a gerund phrase.
I.      USING GERUNDS AS THE OBJECTS OF PREPOSITION

A gerund is frequently used as the object of preposition
1.      We talked about going to Canada for our vacation
Negative form of Gerund: not precedes a gerund
2.      We talked about not going to the meeting, but finally decided we should go
                prep  not gerund
II.COMMON VERBS FOLLOWED BY GERUNDS (beberapa kata kerja yang di ikuti Gerunds)
     Examples:
1.      I enjoy playing tennis
     V
     Gerunds are used as the objects of certain verbs in this example, enjoy is followed by Gerund
     (playing)
     Enjoy is not followed by an infinitive
     The most common incorrect form is: I enjoy to play tennis
2.      Joe quit smoking
3.      Joe gave up smoking
The above examples (number 2 & 3) have the same meaning. The verb ‘quit’ and the two-word verbs ‘give up’ should be followed by gerunds. The following is a list mentioning about verbs that should be used with gerunds
Enjoy                       appreciate
Quit (give up)         finish (get through)
Avoid                      postpone (put off)
Keep (keep on)       consider (think about)
Suggest                   discuss (talk about)
Mind                       stop
Delay                      mention
III.COMMON VERBS FOLLOWED BY INFINITIVES (beberapa kata kerja yang di ikuti Infinitive)
Examples:
1.         I hope to see you again soon
      v     infinitive
2.         He promised to be here by ten
              v         infinitive
Some verbs are followed immediately by an infinitive, as in  (1) and (2). For the negative form not precedes the infinitive, as in (3). Below are verbs which are followed by infinitive
Hope to                                           intend to
Promise to                                      offer to
Seem to                                          pretend to
Expect to                                        want to
Plant to                                           decide to
Agree to                                         refuse to
Appear to                                       ask to
Would like to                                  need to

4.      My grandmother told         me        to be    here at ten o’clock
                             V       pronoun   infinitive
5.      The police ordered  the driver  to stop         
                         V         noun       infinitive
Some verbs are followed by pro(noun) and then an infinitive, as in (4) and (5). Below are verbs which are followed by pro(noun) then an infinitive.
Tell someone to                           advise someone to
Encourage someone to                remind someone to
Invite someone to                                    permit someone to
Allow someone to                                    warn someone to
Require someone to                    order someone to
Force someone to                                    ask someone to
Expect someone to                                  would like someone to
Want someone to                                    need someone to
6.      I was told to be here at ten o’clock
         v       infinitive


7.      The driver was ordered to stop
               v            infinitive
these verbs are followed immediately by an infinitive when they are used in the passive, as in (6) and (7).
IV.COMMON VERBS FOLLOWED BY EITHER INFINITIVE OR GERUND (beberapa kata kerja yang diikuti gerund dan infinitive)

The following are a verbs which are followed by infinitive or gerund (with no different in meaning)

Beginning                         like                              hate
Start                                 love                             can’t stand
Continue                           prefer                          can’t bear