PEMANFAATAN BAHASA INDONESIA PADA TATARAN SEMI
ILMIAH
Wacana Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan sintesis-analitis.
Dalam tataran ilmiah, bahasa
Indonesia sangat wajib diperlukan terutama dalam penulisan karya ilmiah,
sehingga bahasa yang baik dan benar sangat diperlukan agar pemahaman bahasa
dalam satu paragraph ke paragraph lainnya dapat dimengerti.
Bahasa indonesia yang baik seharusnya sudah di tanamkan sejak dini, agar anak-anak dapat berbahasa dengan baik dan sopan. Sekarang ini kebanyakan bahasa telah mulai dipersalahgunakan oleh banyak orang, yang menggunakan bahasa tersebut tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan kerancuan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, sebaiknya sejak dini kita harus membiasakan diri menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga pemanfaatan bahasa dapat di rasakan dengan baik oleh semua pihak.
Bahasa indonesia yang baik seharusnya sudah di tanamkan sejak dini, agar anak-anak dapat berbahasa dengan baik dan sopan. Sekarang ini kebanyakan bahasa telah mulai dipersalahgunakan oleh banyak orang, yang menggunakan bahasa tersebut tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan kerancuan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, sebaiknya sejak dini kita harus membiasakan diri menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga pemanfaatan bahasa dapat di rasakan dengan baik oleh semua pihak.
Contoh 1 wacana ilmiah
Perumusan dan penerapan metode elemen hingga dianggap terdiri dari delapan langkah dasar. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan dengan cara yang sangat umum.
Perumusan dan penerapan metode elemen hingga dianggap terdiri dari delapan langkah dasar. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan dengan cara yang sangat umum.
Sifat distribusi dari
akibat-akibat yang ditimbulkan dalam suatu benda tergantung dari karakteristik
istem gaya dan benda itu sendiri. Tujuan selanjutnya akan dipakai istilah
perpindahan atau deormasi sebagai pengganti istilah akibat.
Benda dibagi menjadi sejumlah elemen kecil yang dinamakan elemen-elemen hingga. Akibat pembagian (subdivisi) semacam ini adalah perpindahan turut didiskritisasi menjadi sub-sub zona yang bersesuaian.sekarang elemen-elemen hasil pembegian diatas menjadi lebih mudah untuk ditinjau, ibandingkan dengan peninjauan seluruh benda dan distribusi u pada benda tersebut.
Pemeriksaan terhadap elemen-elemen, akan melibatkan uraian hubungan kekakuan beban. Untuk mendapatkan hubungan semacam ini dipakai hokum dan prinsip yang mengatur sifat benda.perhatian utma adalah mencari distribusi u. untuk melakukan dibuat pemilihan pola, bentuk atau bagan distribusi u pada suatu elemen. Contohnya ada satu hokum yang menyatakan supaya suatu benda yang dibebani dapat diandalkan dan fingsional, maka dia tidak boleh dimanapun dalam daerah kerjanya. Dengan kata lain, benda harus tetap continuous. Berikut adalah beberapa langkah yang dibicarakan dalam pernyataan-pernyataan kualitatif diatas:
- diskritisasi dan memilih konfigurasi elemen
- memilihmodel atau fungsi pendekatan
- menentukan hubungan regangan(gradient)perpindahan(yang tak diketahui) dan tengangan regangan
- menurunkan persamaan-persamaan elemen
Benda dibagi menjadi sejumlah elemen kecil yang dinamakan elemen-elemen hingga. Akibat pembagian (subdivisi) semacam ini adalah perpindahan turut didiskritisasi menjadi sub-sub zona yang bersesuaian.sekarang elemen-elemen hasil pembegian diatas menjadi lebih mudah untuk ditinjau, ibandingkan dengan peninjauan seluruh benda dan distribusi u pada benda tersebut.
Pemeriksaan terhadap elemen-elemen, akan melibatkan uraian hubungan kekakuan beban. Untuk mendapatkan hubungan semacam ini dipakai hokum dan prinsip yang mengatur sifat benda.perhatian utma adalah mencari distribusi u. untuk melakukan dibuat pemilihan pola, bentuk atau bagan distribusi u pada suatu elemen. Contohnya ada satu hokum yang menyatakan supaya suatu benda yang dibebani dapat diandalkan dan fingsional, maka dia tidak boleh dimanapun dalam daerah kerjanya. Dengan kata lain, benda harus tetap continuous. Berikut adalah beberapa langkah yang dibicarakan dalam pernyataan-pernyataan kualitatif diatas:
- diskritisasi dan memilih konfigurasi elemen
- memilihmodel atau fungsi pendekatan
- menentukan hubungan regangan(gradient)perpindahan(yang tak diketahui) dan tengangan regangan
- menurunkan persamaan-persamaan elemen
WACANA
SEMI ILMIAH
Wacana
pada Tataran Semi Ilmiah merupakan wacana yang karakteristiknya berada di
antara ilmiah dan non ilmiah.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.
Contoh
MANIS BAGI PEJABAT
RACUN UNTUK RAKYAT
PEMERINTAH
pusat mulai membagi-bagikan permen yang mengandung racun. Inilah permen manis
bagi pejabat yang menerima, tetapi racun karena mematikan daerah. Permen yang
mengandung racun itu adalah Peraturan Pemerintah Nomomr 37 Tahun 2006 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan Anggota Dewan. Isinya mengatur
pendapatan pimpinan anggota DPRD, yang terdiri atas uang representasi,
tunjangan keluarga, tunjangan beras, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan
panitia musyawarah, tunjangan komunikasi, dan tunjangan panitia anggaran. Jika
setiap anggota DPRD mendapat Rp 80 juta daerah harus mengeluarkan Rp 1,2
triliun. Sungguh uang yang luar biasa manis, sekaligus inilah racun yang paling
mematikan daerah. Kenapa? Karena, biaya untuk gaji anggota DPRD itu lebih besar
daripada pendapatan asli daerah. Betapa ironis, pendapatan asli daerah minus
setelah membayar gaji DPRD.
Yang
jelas, peraturan pemerintah itu semakin memperbesar jurang kaya dan miskin. Di
tengah meningkatnya pengangguran, di tengah bertambahnya penduduk miskin yang
mencapai 100 juta orang, ada segelintir elite anggota DPRD yang jumlahnya 15
ribu orang yang semakin kayak arena peraturan pemerintah itu.
Masih
ada dampak negative lain, yaitu semakin maraknya pungutan daerah untuk menambah
kas daerah. Berbagai pungutan itu diperlukan untuk menutupi deficit pendapatan
asli daerah akibat membayar gaji anggota DPRD. Sudah pasti, peraturan
pemerintah itu menambah bengkaknya anggaran negara yang digunakan untuk
keperluan konsumtif. Padahal, tanpa adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2006 itu pun, proporsi pengeluaran rutin untuk keperluan konsumtif sudah lebih
besar. Adalah menyedihkan bahwa yang bertambah bukan untuk keperluan pembangunan
yang dapat menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan.
Dengan
adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu, bertambah kuat tanda-tanda
negara ini agaknya sedang disetir menjadi surga hanya bagi kaum elite, yaitu
elite legislative yang bernama wakil rakyat di daerah maupun di pusat. Soal
waktu saja, keluar pula peraturan pemerintah yang pada gilirannya akan
menyenangkan elite yang duduk di jajaran eksekutif dan yudikatif. Maka,
sempurnalah negara ini menjadi negara yang manis bagi pejabat, tetapi racun
bagi rakyat (Media Indonesia, 2007:1).
Selain
itu, boleh percaya boleh tidak, anggota DPRD masih mendapat tunjangan
kesejahteraan berupa pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, pakaian dinas,
serta biaya akibat perjalanan dinas. Akibatnya, sebagai gambaran, pendapatan
yang diterima ketua DPRD provinsi mencapai Rp 36,269 juta, jauh melebihi
pendapatan yang diterima Ketua Mahkamah Agung (Rp 24,390 juta) dan Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan (Rp 23,940 juta). Jaraknya semakin jauh bagaikan langit dan
bumi, bila dibandingkan dengan pendapatan gubernur (Rp 8,4 juta), terlebih
dibanding bupati (Rp 5,8 juta).
Permen
itu semakin manis karena sekalipun Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu
baru ditandatangani Presiden November lalu, tetapi dibuat berlaku mundur sejak
1 Januari 2006.
WACANA NON ILMIAH
adalah karya tulis yang
menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari.
Contoh wacana non ilmiah :
anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
contoh 1 wacana non ilmiah :
Menunggu Bis Jalur 54
Seorang
gadis lugu baru pertama kali mengunjungi kota Washington, DC. Dia sangat ingin
mengunjungi sebuah tempat di kota itu. Karena tidak tahu arah yang pasti, dia
lalu menanyakannya kepada seorang polisi yang ada di dekatnya.
“Permisi
Pak,” kata gadis itu, “Saya mau pergi ke ‘Capitol Building’, bagaimana caranya
ya?”
Dengan
ramah polisi itu berkata, “Anda tunggu saja disini dan tunggulah bis nomor 54
dan bis itu akan membawa Anda langsung sampai ke ‘Capitol Building’.”
Gadis
itu langsung mengucapkan terima kasih kepada si polisi dan polisi itu pergi.
Tiga
jam kemudian si polisi kembali lagi ke posnya dan mendapati bahwa si gadis
masih berdiri di tempat yang sama.
Si
polisi langsung menghampiri gadis tersebut dan berkata, “Permisi Nona, tapi
untuk bisa pergi ke ‘Capitol Building’ Anda harus naik bis nomor 54. Aku sudah
mengatakannya tiga jam yang lalu bukan? Kenapa Anda masih menunggu di sini?”
Dengan
lugunya sang gadis menjawab, “Nggak usah khawatir Pak, nggak lama lagi kok…
barusan bis yang ke 45 sudah lewat kok, jadi masih kurang 9 bis lagi!”
Sumber : http://kekezia.blogspot.com/2012/11/wacana-yang-membedakan-pemanfaatan.html